Langsung ke konten utama

Sang Penggemar Kereta Api Itu Sudah Besar

                Rasanya saya masih ingat terakhir kali duduk bersama Bapak di kereta Matarmaja menuju Kepanjen. Dengan kursi tegak dan aroma kamar mandi yang bahkan tercium hingga ke bagian tengah kereta.

Sudah berubah, semua berbeda.

Bapak sudah pergi, pun impian saya naik Matarmaja bersama Bapak. Sudah berubah, bukan hanya karena Bapak sudah tidak ada, juga kesan semrawut kereta ekonomi. Semua berbeda, dulu saya tidak pernah merasakan duduk di kursi ekonomi ditemani pendingin udara, sekarang, semua rangkaian kereta sudah memiliki pendingin udara.

Kemudian muncul rangkaian kereta ekonomi non-PSO, yang harganya sedikit lebih mahal, namun tidak semahal kereta eksekutif. Apa bedanya? Tentu kursi yang lebih nyaman, 2-2 berhadapan, ruang kaki yang lebih lapang, papan informasi elektronik, dan lain-lain. Pernah sekali menjajal kelas ini di rangkaian KA Jayabaya menuju Kota Malang dari Surabaya. Apa yang saya rasakan? Kamar kecil yang bersih dan lapang. Ya, anda mungkin menganggap aneh hal ini, namun kebersihan kamar kecil cukup menjadi perhatian saya di setiap perjalanan dengan kereta.

Belakangan saya tahu ada rangkaian ekonomi premium, meskipun saya belum pernah mencoba. Saya masih tertarik untuk menjadi penumpang di kelas ini. Saya mencoba mencari tahu bagaimana tanggapan orang-orang yang pernah menggunakan kereta kelas ini, dan sepertinya mereka sangat puas. Masih penasaran.

Sebagai pengguna jasa kereta api, sejak kecil saya selalu tertarik dan berbangga hati munggunakan jasa angkutan massal ini. Harga tiket yang cukup murah dan kondisi kereta yang semakin hari semakin nyaman serta ketepatan waktu perjalanan menjadi pertimbangan saya dan orang tua untuk tetap menggunakan kereta api dalam bepergian.


Argo Bromo Anggrek GMR - SBI 2016

Tahun 2016, pengalaman pertama menjadi penumpang kereta Argo Bromo Anggrek yang kata orang-orang sebagai kereta nomor satu se-Indonesia. Bagaimana? Puas. Selain KA Gajayana, KA Argo Bromo Anggrek menjadi kereta favorit saya sampai saat ini.

Bagaimana kedepannya? Saya melihat kereta api menjadi primadona masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan tiket yang sering habis bahkan sebelum hari keberangkatan. Semisal pada momen lebaran. Harga tiket yang tak semahal pesawat terbang, waktu tempuh yang terbilang cepat, masih menjadi alasan mengapa banyak orang menggunakan moda transportasi ini.

PT KAI sebagai operator jasa angkutan perkeretaapian di negeri ini sudah sering berinovasi dan selalu meningkatkan mutu pelayanan bagi pengguna jasa nya. Penambahan rute, kemudahan informasi dan pembelian tiket, serta kondisi kereta yang semakin hari semakin membaik.

Saya tidak tahu, apakah negara ini akan mampu mengalahkan Jepang dalam hal transportasi perkeretaapian. Namun saya pun tidak pesimis, negara ini masih membangun, dan akan tetap membangun.

Mungkin, di masa yang akan datang, kita akan merasakan inovasi perkeretaapian Indonesia yang makin maju. Tidak hanya kecepatan, namun juga ketepatan waktu serta inovasi lainnya. Sejujurnya saya masih berharap untuk dapat melihat kereta secepat Shinkansen dibangun di Indonesia atau bahkan bisa lebih cepat. Bukan tanpa alasan, kereta api sudah menjadi primadona di negeri ini. Dan kereta api menjadi menjadi moda transportasi yang selalu memberikan kenangan manis di setiap perjalanannya bagi saya.

Selain itu, kereta api yang saat ini masih mendominasi di pulau Jawa, di kemudian hari akan ada di pulau – pulau lain di Indonesia, dan juga akan menjadi primadona bagi masyarakat di daerah tersebut. Menurut saya, negara ini juga akan maju dilihat dari sistem perkeretaapian yang terintegrasi dan semakin baik. Hal ini akan menjadi daya tarik masyarakat untuk lebih menggunakan transportasi massal khususnya kereta api. Atau bahkan menarik wisatawan mancanegara. Sampai saat ini, saya sangat mengapresiasi inovasi yang diberikan oleh PT KAI. Dan saya masih menunggu inovasi selanjutnya dalam dunia perkeretaapian di Indonesia.


Kenangan manis menjadi penumpang kereta api akan tetap ada dalam benak saya. Seorang anak kecil yang dulu pernah duduk bersama sang Bapak di kursi baris ke-tujuh, saat ini berada dalam kereta api dengan segudang cerita yang akan datang.

Komentar

  1. Wow you must be love train very much, Nu... 👏 It sounds good experience. Good luck for your competition!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cita-cita

What's up, Guys! Udah lama gue gak posting di blog ini. Ya bisa dibilang karena gue terlalu sibuk dengan cita-cita gue. But anyway, speaking speaking cita-cita. Gue rasa tiap orang punya cita-cita pasti. Kalo boleh menjelaskan apa yang gue pikirkan, mungkin karena manusia itu punya free-will atau kehendak pribadi dan rasa gak-pernah-cukup yang ada dalam diri setiap orang, mungkin itu yang membuat seseorang akhirnya punya cita-cita. Kalo ditanya apa cita-cita gue, gue cuma punya satu cita-cita kok, Guys. Cita-cita gue adalah gue mau tau tujuan hidup gue yang sebenarnya, I mean, apa alasan gue ada di dunia, seharusnya gue ngapain di dunia. Menurut gue, cita-cita inilah yang mungkin bisa dibilang cita-cita sebenarnya. Orang lain punya cita-cita mau jadi orang kaya alias punya banyak uang, tapi yang jadi pertanyaan, kalo udah kaya, mau ngapain? Mau dikemanain duitnya? Bisa bosen kan kalo megang duit terus? Ya, gue gak munafik sih, gue juga butuh uang, karena gue hidup di jaman mode

21 Tahun

21 tahun yang lalu seorang anak dilahirkan di sebuah keluarga sederhana. Sang Ayah, yang seorang pedagang, memanjatkan do'a, berharap sang anak diberikan hidup yang jauh lebih baik dari Sang Penguasa. Sang Ibu, seorang wanita pekerja kasar, memanjatkan do'a, berharap sang anak kelak akan menjadi seorang yang bermanfaat di masyarakat. 21 tahun berlalu, sang anak tumbuh besar, mengenal dunia. Ia bersanding dengan masyarakat, mencari jati diri  dengan pesan yang diberikan oleh orang tuanya. Tidak satupun hari Ia berdiri di dunia tanpa memikirkan siapa Ia, untuk apa Ia dilahirkan.  21 tahun berlalu, sang anak diajarkan untuk tumbuh besar. Mengenal kebaikan, lalu keburukan sebagai pendamping.  Dua hal yang tak dapat dipisahkan. Sang anak mengenal kasih sayang, senyuman. Ia berharap hidup akan tetap seperti itu. Namun tak pelak, keburukan datang mengajarkan sang anak arti kehidupan lebih besar dari sebuah kata bahagia yang Ia terima dari orang tuanya. 21 tahun be

The Dreamy Idealist

The Dreamy Idealist atau Idealis Pemimpi sangat berhati-hati dan oleh karenanya tampak pemalu dan pendiam bagi orang lain. Mereka berbagi kehidupan emosional mereka yang kaya serta pendapat-pendapat kuat mereka dengan sedikit sekali orang. Namun orang sering keliru menilai mereka dingin dan pendiam. Mereka memiliki sistem nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang murni dan mulia yang menonjol di dalam diri mereka yang demi hal-hal itu mereka bersedia mengorbankan banyak hal. Joan of Arc atau Sir Galahad adalah contoh tipe kepribadian ini. Tipe Idealis Pemimpi selalu berusaha keras memperbaiki dunia. Mereka dapat sangat memikirkan orang lain dan melakukan banyak hal untuk mendukung mereka dan membela mereka. Mereka tertarik dengan sesama mereka, penuh perhatian dan murah hati terhadap mereka. Begitu antusiasme mereka akan suatu hal atau orang bangkit, mereka dapat menjadi pejuang yang tak kenal lelah. Bagi tipe Idealis Pemimpi, hal-hal praktis tidak benar-benar penting. Mere