Langsung ke konten utama

Friendship

Hola.!!

Apa kabar semua? Semoga baik dan sehat pastinya. Pernah gak sih guys, kalian mikir kenapa harus temenan sama seseorang atau biasanya muncul pertanyaan gini "Kenapa gue harus temenan sama Loe?". Well, mungkin pertanyaan itu muncul pas Loe dan temen Loe rada-rada geslek. Gue juga kadang gitu sich hahahaha. Ini buka sebuah kejahatan kok selama gak menyakiti perasaan orang lain, ya tentunya temen Loe sendiri.
Gue, Sadana, dan Arista

Well gue punya banyak temen, (ehem). Ya bisa dibilang gue cukup dikenal di sekolah, walaupun sekarang udah lulus sich. Dulu, waktu gue mau masuk SMK, gue punya niat mau jadi orang yang misterius, pendiam, dan gak dikenal, tapi semua berubah setelah gue masuk di sebuah kelas yang isinya orang-orang absurd. Mulai dari orang yang pendiam, sampe yang gak bisa diam sama sekali, gue mikir tuh anak punya kelainan kondisi kejiwaan nya kali yak? Entahlah, misteri belum terpecahkan. Gue sering ikut acara-acara di luar sekolah, misal seminar, diskusi panel antar sekolah, atau lomba-lomba gitu dah. Banyak pengalaman yang gue dapet, dan temen gue pun makin banyak. Tapi dari begitu banyak temen yang gue dapet, kenapa mereka semua sama, ya pastinya sama-sama manusia memang, tapi ada satu kemiripan sifat, PHP. Alias Pemberi Harapan Palsu.

Gue tipe orang yang suka jalan-jalan di pinggir jalan liat gedung-gedung tinggi. If you know what I meant, gue gak begitu suka jalan-jalan ke mall. Tapi entah kenapa semua temen gue justru orang yang suka ke mall meskipun cuma muter-muter di area yang sama tanpa beli satu benang pun. Bukan masalah gengsi guys, Gue gak bisa dapet inspirasi kalo jalan-jalan ke tempat-tempat kayak gitu. Yang gue dapet cuma rasa bosan karena ngeliatin orang-orang yang doyan banget belanja.

Gue punya pengalaman di ajak ke salah satu mall di Jakarta Barat. Karena kebetulan gue punya tabungan dan mau beli tailored trouser (re = celana kerja), yaudah gue ikut aja. Pas kita ngumpul di halte busway, gue tanya ke temen gue kenapa ke mall itu, seketika gue terdiam membisu setelah denger dia cuma mau duduk di pinggir kolam yang ada di lobby mall itu. Di deket rumah gue ada pemancingan, sama aja kan ya? Kenapa gak ke rumah gue aja? Gue nyesel sumpah, dan bener aja kan, setelah gue beli celana, gue cuma diajak duduk di pinggir kolam itu selama hampir 3 jam. Pengen rasanya gue rubuhin itu mall pake kekuatan bulan, tapi sayang sailor moon gak mengizinkan.

Kenapa gue punya temen yang seperti itu? Apapun alasannya, yang penting gue punya temen, yaa setidaknya dia gak ngajak gue ngelakuin yang nggak-nggak. Gue tetep berdoa supaya gue dan semua temen gue bisa sukses bersama di kemudian hari. That's all I want.

Salam,
Ibnu



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cita-cita

What's up, Guys! Udah lama gue gak posting di blog ini. Ya bisa dibilang karena gue terlalu sibuk dengan cita-cita gue. But anyway, speaking speaking cita-cita. Gue rasa tiap orang punya cita-cita pasti. Kalo boleh menjelaskan apa yang gue pikirkan, mungkin karena manusia itu punya free-will atau kehendak pribadi dan rasa gak-pernah-cukup yang ada dalam diri setiap orang, mungkin itu yang membuat seseorang akhirnya punya cita-cita. Kalo ditanya apa cita-cita gue, gue cuma punya satu cita-cita kok, Guys. Cita-cita gue adalah gue mau tau tujuan hidup gue yang sebenarnya, I mean, apa alasan gue ada di dunia, seharusnya gue ngapain di dunia. Menurut gue, cita-cita inilah yang mungkin bisa dibilang cita-cita sebenarnya. Orang lain punya cita-cita mau jadi orang kaya alias punya banyak uang, tapi yang jadi pertanyaan, kalo udah kaya, mau ngapain? Mau dikemanain duitnya? Bisa bosen kan kalo megang duit terus? Ya, gue gak munafik sih, gue juga butuh uang, karena gue hidup di jaman mode

21 Tahun

21 tahun yang lalu seorang anak dilahirkan di sebuah keluarga sederhana. Sang Ayah, yang seorang pedagang, memanjatkan do'a, berharap sang anak diberikan hidup yang jauh lebih baik dari Sang Penguasa. Sang Ibu, seorang wanita pekerja kasar, memanjatkan do'a, berharap sang anak kelak akan menjadi seorang yang bermanfaat di masyarakat. 21 tahun berlalu, sang anak tumbuh besar, mengenal dunia. Ia bersanding dengan masyarakat, mencari jati diri  dengan pesan yang diberikan oleh orang tuanya. Tidak satupun hari Ia berdiri di dunia tanpa memikirkan siapa Ia, untuk apa Ia dilahirkan.  21 tahun berlalu, sang anak diajarkan untuk tumbuh besar. Mengenal kebaikan, lalu keburukan sebagai pendamping.  Dua hal yang tak dapat dipisahkan. Sang anak mengenal kasih sayang, senyuman. Ia berharap hidup akan tetap seperti itu. Namun tak pelak, keburukan datang mengajarkan sang anak arti kehidupan lebih besar dari sebuah kata bahagia yang Ia terima dari orang tuanya. 21 tahun be

The Dreamy Idealist

The Dreamy Idealist atau Idealis Pemimpi sangat berhati-hati dan oleh karenanya tampak pemalu dan pendiam bagi orang lain. Mereka berbagi kehidupan emosional mereka yang kaya serta pendapat-pendapat kuat mereka dengan sedikit sekali orang. Namun orang sering keliru menilai mereka dingin dan pendiam. Mereka memiliki sistem nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang murni dan mulia yang menonjol di dalam diri mereka yang demi hal-hal itu mereka bersedia mengorbankan banyak hal. Joan of Arc atau Sir Galahad adalah contoh tipe kepribadian ini. Tipe Idealis Pemimpi selalu berusaha keras memperbaiki dunia. Mereka dapat sangat memikirkan orang lain dan melakukan banyak hal untuk mendukung mereka dan membela mereka. Mereka tertarik dengan sesama mereka, penuh perhatian dan murah hati terhadap mereka. Begitu antusiasme mereka akan suatu hal atau orang bangkit, mereka dapat menjadi pejuang yang tak kenal lelah. Bagi tipe Idealis Pemimpi, hal-hal praktis tidak benar-benar penting. Mere