Teori ini
meneliti bagaimana ide-ide baru, hal praktis atau objek diadopsi oleh
individu-individu dan organisasi. Sejak tahun 1950-an, Everett M. Rogers telah
mengembangkan model yang sangat komprehensif tentang bagaimana inovasi-inovasi
diadopsi. Berdasarkan tingkatan kesiapan menerima ide atau objek baru,
pengadopsi dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu : (a) innovators, petualang yang paling awal
mengadopsi ide-ide baru. Menurut Rogers, kelompok ini lebih kosmopolitan
dibanding anggota kelompok yang lain; (b) early
adopter, tokoh-tokoh lokal (kurang kosmopolitan dibanding inovator),
biasanya derajatnya tinggi sebagai pemuka pendapat dalam sistem sosial; (c) early majority, penuh pertimbangan,
sering berinteraksi dengan anggota kelompoknya, kadangkala menempati posisi
kepemimpinan; (d) late majority, skeptis (ragu-ragu),
seringkali mengadopsi inovasi karena kondisi ekonomi tidak menentu atau
meningkatnya tekannan jaringan; (e) laggards,
orang-orang lokal tradisional, termasuk nyaris terisolasi dan poin
rujukannya selalu berorientasi ke masa lalu(Health, 2005:253).
Everett
M. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertenu dalam jangka waktu tertentu di antara
para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis komunikasi khusus
yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan
komunikasi didefinisikansebagai proses dimana para pelakunya menciptakan
informasi dan saling bertukar informasi tersebut untuk mencapai pengertian
bersama (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 62). Dalam teori difusi inovasi,
komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa, sangat kuat memengaruhi
orang-orang. Inovasi (penemuan), yang disebarkan (difusi) melalui media massa,
akan memengaruhi massa untuk mengikutinya.
Komentar
Posting Komentar